FMIPA / Berhasil Kembangkan Geopark Belitung, Departemen Biologi FMIPA IPB Diminta Kembangkan Geopark Indonesia di Natuna

Berhasil Kembangkan Geopark Belitung, Departemen Biologi FMIPA IPB Diminta Kembangkan Geopark Indonesia di Natuna

Dr. Puji Rianti, peneliti dari Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University, hadir dalam Rapat  Koordinasi Evaluasi Akhir Tahun dan Penyusunan Program Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI) tahun 2020 di kota Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, (18-20/12). Dr Puji mewakili IPB University guna berbagi pengalaman tentang kerjasama antar institusi dalam rangka membangun dan mengembangkan keberhasilan Geopark Belitung.

“Hanya dalam jangka waktu dua tahun, Geopark Belitung telah mampu menjadi kandidat Unesco Global Geopark dengan nilai pencapaian score 850 dari total 1000,” ujar perwakilan Monitoring Center for Sustainable Tourism Observatory IPB (MCSTO-IPB) untuk Belitung ini.

Menurutnya, kisah kerjasama yang terjalin ini menginspirasikan banyak badan pengelola Geopark lainnya untuk mulai melibatkan institusi pendidikan. Terutama dalam mengembangkan pilar konservasi, pendidikan, dan ekonomi masyarakat yang dapat dilakukan secara bersama-sama melalui kerjasama yang kondusif.

“Dalam kesempatan ini, Departemen Biologi menginisiasi kerjasama di bidang konservasi dan pendidikan geobiologi keanekaragaman hayati Indonesia dengan Universitas Padjajaran khususnya untuk Geopark Natuna dan Cileteuh. Selain itu, kita juga menginisiasi kerjasama konservasi dan pendidikan keanekaragaman hayati dengan UNESCO Global Geopark Gunung Sewu terutama kekayaan biodiversitas hutan purba di Gua Jomblang, Gunung Kidul, ‘ tambahnya.

Lebih lanjut dikatakannya, berbagai inisiasi kerjasama ini akan mengawali prestasi kerjasama Departemen Biologi FMIPA IPB University dengan berbagai instansi di tahun 2020. Hal ini juga kembali membuktikan keterlibatan secara langsung Departemen Biologi FMIPA IPB University dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang keanekaragaman hayati tropika yang dapat memajukan nilai konservasi, pendidikan, serta perekonomian masyarakat Indonesia.

Dalam rapat koordinasi ini, selain berbagi pengalaman, peserta juga mencari solusi bersama untuk memecahkan berbagai permasalahan pengelolaan Geopark, hingga penyusunan rancangan peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional tentang Rencana Aksi Nasional Pengembangan Geopark Indonesia periode tahun 2020-2024.

Program pengembangan Geopark 2020-2024 ini disusun berdasarkan pada tiga pilar, yaitu: pilar konservasi (warisan geologi, budaya, dan keanekaragaman hayati), pilar edukasi (penelitian kegeologian, keanekaragaman hayati, dan kekayaan sejarah budaya serta kebencanaan dan perubahan iklim), pilar pengembangan perekonomian masyarakat secara berkelanjutan (pengembangan ekonomi komunitas/masyarakat, pengembangan pariwisata berkelanjutan dan ekonomi kreatif, pengembangan infrastruktur kawasan dan energi terbarukan), serta sarana dan prasarana yang mendukung (pengembangan pendanaan, pengembangan tata kelola dan manajemen kawasan, dan pengembangan geopark).

Hadir dalam rpat koordinasi ini perwakilan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Kementerian Pertahanan Indonesia, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Dalam Negeri, Kemenko Maritim dan Investasi, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, LIPI, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Kementerian BUMN, Pemerintah daerah Kepulauan Riau dan Kabupaten Natuna, 19 Badan Pengelola Geopark, serta para pakar, akademisi, dan asosiasi profesi dari Universitas Padjajaran, Institut Teknologi Sumatera, IPB University, Krakatau Research Center Universitas Lampung, Jaringan Geopark Indonesia, Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia, Masyarakat Geowisata Indonesia, serta Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia. (**/Zul)