FMIPA / Departemen Fisika FMIPA IPB Inisiasi Kerjasama dengan AMDI, Malaysia

Departemen Fisika FMIPA IPB Inisiasi Kerjasama dengan AMDI, Malaysia

Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alama, IPB University menginisiasi kerjasama dengan IPPT (Advanced Medical and  Dental Institute/AMDI), Universiti Sains Malaysia (USM), Rabu (18/12). Sebanyak enam dosen IPB University yaitu Dr Akhiruddin, Dr Tony Ibnu Sumaryada, Dr Kiagus Dahlan, Dr Mersi Kurniati, Dr Irzaman, dan Dr Sitti Yani hadir dalam inisiasi kerjasama ini.

USM merupakan universitas terbesar kedua di Malaysia setelah University of Malaya yang memiliki QS Global World Ranking #165. Dalam bidang Fisika Medis, universitas ini merupakan salah satu universitas maju di Malaysia dengan rumah sakit pendidikannya yang dilengkapi dengan fasilitas kesehatan yang canggih dan modern. Inisiasi ini terkait kerjasama pendidikan dan riset bersama antara Departemen Fisika IPB University dan IPPT USM dalam bidang fisika medis dan biofisika.

Delegasi Departemen Fisika IPB University mengunjungi beberapa fasilitas instalasi kesehatan yang digunakan di IPPT untuk mengobati pasien dan sarana riset bagi dosen USM khususnya dalam bidang kedokteran nuklir. Dalam kunjungan ini diadakan forum diskusi bersama antara delegasi Departemen Fisika IPB University dengan pihak IPPT USM yang diwakili oleh Dr Mohd Zahri Abdul Aziz yang merupakan salah satu staf pengajar dan pengelola fasilitas kesehatan di IPPT. Dr Zahri sangat mengapresiasi kunjungan Departemen Fisika IPB University dan siap untuk membagi ilmu dan penelitian terkait fisika medis.

Beberapa ide penelitian menarik yang dapat dilakukan bersama dibicarakan dalam pertemuan ini diantaranya yang terkait dengan proteksi radiasi. Selanjutnya dilakukan tur keliling ke fasilitas-fasilitas kesehatan yang dimiliki IPPT USM. Tur keliling fasilitas kesehatan di Komplek Penyelidikan Klinikal USM diawali dengan mengunjungi fasilitas radiologi. Fasilitas radiologi terdiri atas alat fluoroskopi, CT-scan, magnetic resonance imaging (MRI), dan mamografi. Selain itu, ruang pembacaan detektor termoluminesensi (TLD-reader) juga dikunjungi, peralatan TLD reader dapat diakses dan digunakan sebagai sarana penelitian di IPPT. Radioterapi yang terdiri atas teknik brakiterapi dan eksternal beam radiation therapy (EBRT) juga terinstal di IPPT. Teknik brakiterapi menggunakan sumber Iradium-192 sedangkan EBRT menggunakan linear accelerator (Linac) Elekta 6 dan 10 MV. Metode treatment planning system (TPS) yang digunakan memanfaatkan perangkat lunak termutakhir untuk menghasilkan perhitungan dosis pasien yang tepat.

Selain radiologi dan radioterapi, IPPT USM juga memilik fasilitas kedokteran nuklir termutakhir yakni PET-CT, dan SPECT-CT. Alat kesehatan ini lebih aman dibanding alat yang menggunakan radiasi namun masing-masing memiliki kekurangan yang dapat saling melengkapi. “Semua fasilitas kesehatan yang dimiliki oleh IPPT dapat digunakan oleh dosen sebagai sarana penelitian yang mendukung publikasi yang berkualitas. Perisai radiasi yang digunakan untuk melindungi pasien dan pekerja radiasi sudah dilakukan sesuai standar yang dikeluarkan oleh International Atomic and Energy Agency (IAEA). Namun, penelitian pengembangan perisai radiasi yang ramah lingkungan dan berbiaya murah terus dilakukan”, kata Dr Zahri di sela-sela tur fasilitas radioterapi.

Ketu Departemen Fisika IPB University berharap untuk selanjutnya kerjasama antara IPPT USM dan Departemen Fisika IPB University dapat berjalan lebih intensif melalui pelaksanaan riset dan publikasi internasional bersama serta penyelenggaraan pendidikan bersama. (*/ris)