FMIPA / Dosen FMIPA IPB Paparkan Berbagai Riset Bioinformatika Untuk Temukan Agen Anti Penuaan Pencegah Penyakit Degeneratif

Dosen FMIPA IPB Paparkan Berbagai Riset Bioinformatika Untuk Temukan Agen Anti Penuaan Pencegah Penyakit Degeneratif

Riset dan kajian bioinformatika sudah banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang kehidupan, terutama farmakologi. Jauh sebelum meracik obat, ilmuwan harus memahami mekanisme dan proses biologis sel manusia. Dengan itu, dapat ditemukan formula obat yang sesuai dengan kegunaannya.

Membahas hal tersebut, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University menggelar Bioinformatics Webinar Series 11 bertemakan “Omics and Bioinformatics on Cellular Phenomenon”, (13/04). Webinar ini membahas riset bioinformatika untuk memahami fenomena seluler. Dengan memahami fenomena seluler, ilmuwan dapat menemukan berbagai fakta menarik hingga obat yang dapat mencegah penyakit degeneratif. Terlebih penyakit degeneratif dapat memburuk akibat gaya hidup yang kurang sehat.

Dr Rika Indri Astuti, Dosen IPB University dari Departemen Biologi FMIPA mengatakan salah satu riset bioinformatika terkait fenomena seluler adalan penuaan sel. Menjadi tua merupakan hal yang pasti, namun masih ada beberapa hal yang bisa diregulasi agar manusia bisa menua secara sehat (healthy aging).

“Regulasi penuaan sel ini sangat penting untuk mencegah prevalensi penyakit degeneratif dan umumnya terjadi seiring dengan usia yang menua,” katanya.  Menurutnya, perbedaan mendasar antara karakteristik sel muda dan sel tua adalah dapat berfungsi baik dan menanggulangi cekaman. Terutama ketika mendapat cekaman berupa radikal bebas. Sel tua cenderung tidak tahan atas cekaman tersebut sehingga dapat mengganggu fungsi keseluruhan sel.
“Penurunan kemampuan sel untuk menghadapi cekaman dikarenakan keterlibatan nitrogen oksida (NO) sebagai molekul sinyal. Seiring dengan penambahan usia, tubuh kehilangan kemampuan untuk memproduksi NO. Padahal NO berfungsi penting dalam sistem imun, syaraf, dan kardiovaskular,” jelasnya.

Ia menjelaskan berbagai riset bioinformatika telah dilakukan dengan menggunakan khamir sebagai model sel. Analisis transkripsional pada khamir Schizosaccharomyces pombe relevan untuk riset penuaan sel. Yakni dengan perlakuan sumber NO berupa DetaNONOate.

“Penambahan ini dapat menurunkan produksi hidroksil, radikal bebas yang sangat berbahaya bagi sel dan efek ini dapat memperpanjang umur sel,” tambahnya.
Ia menambahkan, analisis genomik juga dilakukan pada beberapa mikroorganisme lain seperti ragi dan bakteri laut. Bahan-bahan aktif yang terkandung pada mikroorganisme tersebut di-screening dan dilakukan bioassay dan dimanfaatkan potensinya. Potensi fitokimia ini digunakan untuk meregulasi penuaan sel.

“Selain itu, dapat juga digunakan sebagai anti kanker. Berbagai análisis metabolomik sederhana dapat mengungkapkan banyak potensi mikroorganisme yang bermanfaat sebagai agen anti aging,” pungkasnya. (MW/Zul)

Narasumber : Dr Rika Indri Astuti, ipb.ac.id