FMIPA / Prof Miftahudin Temukan Gen Tanaman yang Toleran Terhadap Cekaman Kekeringan dan Aluminium

Prof Miftahudin Temukan Gen Tanaman yang Toleran Terhadap Cekaman Kekeringan dan Aluminium

Prof Miftahudin, Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University berhasil menemukan gen tanaman yang toleran terhadap kekeringan dan cekaman Aluminium (Al). Dalam penelitiannya, ia berhasil mengidentifikasi empat kandidat gen toleransi kekeringan dan lima kandidat gen toleransi cekaman Al.  Satu gen yang menarik adalah gen OsGERLP yang dapat menyebabkan tembakau transgenik toleran cekaman Al dan pH rendah. Hal ini diungkapnya saat berlangsung konferensi pers pra orasi ilmiah guru besar yang digelar secara daring, 9/6.

Prof Miftahudin menerangkan, berdasarkan pengujian dengan bioteknologi, gen OsGERLP membuktikan bahwa gen tersebut dapat mengontrol pembentukan rambut akar dan pertumbuhan akar pada kondisi cekaman Al.  Untuk membuktikan bahwa gen OsGERLP benar-benar gen yang berperan dalam toleransi Al, pakar botani dari IPB University ini menggabungkan gen tersebut pada padi varietas Hawara Bunar yang toleran Al dengan teknik RNA interference, sehingga gen tersebut tidak berfungsi.

“Hasil percobaan menunjukkan, padi varietas Hawara Bunar yang asalnya toleran Al, setelah dibungkan gen OsGERLP-nya menjadi sensitif Al. Hal ini membuktikan bahwa gen OsGERLP berperan dalam toleransi tanaman padi terhadap cekaman Al,” kata dosen IPB University yang mendapat Peringkat 2 H-Indek tertinggi Bidang Ilmu Alam pada PubliAwards IPB 2019 ini.

Prof Miftahudin melanjutkan, berdasarkan analisis ekspresi gen dengan menggunakan real time PCR (RT-PCR) mengarahkan pada dugaan bahwa gen OsGERLP merupakan pengatur utama dari beberapa gen toleransi cekaman Al pada padi. Dengan demikian, katanya, gen OsGERLP dapat digunakan untuk mengembangkan tanaman toleran cekaman Al dan pH rendah.

Ketua Departemen Biologi IPB University itu melanjutkan, pemanfaatan gen untuk peningkatan toleransi tanaman pangan pada padi, kedelai, dan kentang sedang dan akan dilakukan baik melalui pendekatan introgresi maupun bioteknologi. Ia pun merekomendasikan bahwa pemuliaan tanaman masa kini dan mendatang harus dapat memanfaatkan kemajuan bidang fisiologi tumbuhan, teknologi genomik, bioinformatika, dan bioteknologi agar dapat memperoleh hasil yang presisi. (*)

 

Resource Person : Prof Miftahudin, ipb.ac.id