FMIPA / Sebanyak 80 Persen Tanaman Obat Dunia Ada di Indonesia

Sebanyak 80 Persen Tanaman Obat Dunia Ada di Indonesia

Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki beragam tanaman yang berfungsi sebagai obat. Tanaman ini biasa diracik menjadi ramuan herbal yang banyak dikenal dengan jamu. Ramuan tradisional ini dikenal luas masyarakat Indonesia sebagai salah satu obat bagi berbagai macam penyakit. Khasiatnya sudah teruji secara turun temurun bahkan hingga saat ini.

“Indonesia memiliki hutan tropis sebanyak 143 juta hektar yang menjadi rumah bagi 80 persen tanaman obat di dunia. Diperkirakan ada sekitar 25.000 sampai 30.000 tanaman yang berpotensi dijadikan sebagai tanaman obat. Penelitian terakhir dari pakar IPB University, teridentifikasi 1.845 spesies tanaman herbal yang bisa dijadikan obat,” ungkap Rudi Heryanto, MSi, peneliti Pusat Studi Biofarmaka Tropika (TropBRC), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University pada webinar yang diadakan oleh TropBRC, (22/7)

Web seminar ini merupakan seri kelima yang fokus membahas tentang pengembangan jamu. Hadir sebagai pemateri Prof Dr Arry Yanuar, ahli Laboratorium Komputasi Biomedik dan Rancangan Obat, Fakultas Farmasi Universitas Indonesia. Selanjutnya Dr Farit Mochamad Afendi, dosen IPB University dari Departemen Statistika dan peneliti TropBRC. Lalu Dr Rudi Heryanto, dosen IPB University dari Departemen Kimia dan peneliti TropBRC.

Prof Arry Yanuar menyebutkan bahwa banyak obat herbal dikenal di seluruh dunia sebagai salah satu alternatif obat untuk menyembuhkan penyakit. Jamu merupakan formulasi dari berbagai tanaman herbal. Banyak senyawa dari alam dapat dijadikan sebagai bahan pengobatan. Hal ini membutuhkan metode-metode untuk mengetahui senyawa dalam bahan tersebut.

“Jamu bisa ditemukan dengan metode saintifik dengan menggabungkan berbagai bahan herbal. Ramuan jamu ini harus melewati berbagai uji klinik obat herbal sebelum bisa dikonsumsi. Formulasi jamu dapat menggunakan berbagai metode, salah satunya adalah menggunakan jejaring etnofarmakologi. Pendekatan ini diterapkan pada bahan alam dengan aktivitas tertentu dengan menggunakan data eksperiman,” ungkapnya.

Dalam kesempatan ini Dr Farit Mochamad Afendi menambahkan informasi bahwa setiap tanaman memiliki khasiat yang berbeda-beda. Bahkan ada tanaman dengan berbagai khasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Ada yang spesifik terhadap penyakit tertentu dan banyak juga yang memilki khasiat yang umum. Keterampilan dalam memahami khasiat ini penting untuk meracik ramuan jamu.

“Tanaman yang paling sering dipakai dalam membuat jamu adalah jahe dan kunyit. Beberapa tanaman memiliki fungsi untuk meringankan rasa nyeri, antbiotik, stimulant dan fungsi yang lainya. Pengembangan jamu harus dilakukan dengan cara pendekatan praktikal berbasis pada konsep multi komponen, multi target dan sinergitas,” ungkap Dr Farit. (NA/Zul)