Pengembangan Mekanisme Pemantauan dan Evaluasi Kerjasama Penelitian
Institusi riset dan pendidikan tinggi memiliki peran yang krusial dalam menyediakan pendidikan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan yang terjadi di masyarakat. Pendidikan sendiri merupakan sebuah alat yang sangat penting perannya dalam transformasi individual dan masyarakat menjadi elemen penggerak sebuah negara (Ekene and Oluoch-Suleh 2015). Untuk memenuhi peran tersebut, institusi pendidikan tinggi atau umumnya berupa perguruan tinggi (PT), berkolaborasi dengan institusi lain untuk mencapai tujuan yang sama. Kerja sama suatu PT dengan PT lain baik di dalam maupun luar negeri, mampu memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap perkembangan suatu ilmu melalui terbukanya akses yang lebih baik pada fasilitas penunjang kegiatan riset maupun perkuliahan, serta transfer teknologi yang terjadi antar PT (The Royal Society 2017). Kerja sama internasional juga berperan dalam mempersiapkan lembaga riset dan PT di Indonesia menghadapi globalisasi, meningkatkan visibilitas lembaga riset dan PT pada dunia internasional (Almansour 2015). Selain itu, kerja sama dengan lembaga riset dan PT internasional membuka peluang mobilitas mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman melakukan pertukaran pelajar maupun riset di mitra PT dan lembaga riset asing.
Pemanfaatan Pupuk Cair dalam Produksi Jambu Biji
Jambu biji telah lama menjadi komoditas pertanian utama Desa Cikarawang yang terletak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Petani ialah salah satu mata pencaharian penduduk di desa ini. Oleh karena itu, peningkatan produksi jambu biji dinilai dapat meningkatkan kesejahteraan petani Desa Cikarawang. Peningkatan produksi jambu biji salah satunya melalui penggunaan pupuk cair seperti yang diajarkan oleh Dr. A.E. Zainal Hasan kepada para petani Desa Cikarawang.
Gerakan Pertanian Terpadu Bermodal Limbah dan Berbasis Koperasi
Desa Cibitung Tengah yang berada di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor merupakan desa dengan komoditas unggulan berupa padi dengan total luas 45.23 ha, palawija dengan total luas 28,24 ha dan caisim dengan total luas 3,45 ha. Tercatat sekitar 10.644 jiwa jumlah penduduk Desa Cibitung pada tahun 2016, dengan luas area 310.8 ha. Area tersebut mencakup pemukiman seluas 68,50 ha, sawah seluas 65.24 ha, area ladang 99.70 ha dan perkebunan seluas 68.55 ha. Sebagian masyarakat berprofesi sebagai petani, buruh tani, peternak, pedagang, dan sebagian kecil PNS. Berdasarkan observasi lapang selama kurang lebih 1 tahun yang dilakukan himpunan mahasiswa biokimia IPB pada tahun 2017, Terdapat permasalahan di Cibitung Tengah yang perlu diselesaikan. Diantaranya adalah tingginya limbah caisim, limbah dapur, dan kotoran ternak yang belum diolah, ibu rumah tangga masih banyak yang menganggur, kebiasaan berkoperasi rendah, kebiasaan membuang sampah di sungai masih tinggi, biaya untuk pupuk dan pakan ternak mahal, pemanfaatan limbah pertanian dan peternakan di Desa Cibitung Tengah belum optimal. Selain itu kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitar masih rendah dan peran Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) dan KWT (Kelompok Wanita Tani) belum maksimal.
Pentingnya Mengetahui Kualitas Air Baku
Air adalah senyawa kimia yang menjadi bahan dasar kehidupan dan berlimpah di dalam makhluk hidup, semua organisme yang hidup mengandung air sekitar 55-78%. Air dalam organisme hidup berperan penting sebagai pelarut agar dapat terjadi reaksi kimia dalam sel hidup yang dikenal dengan istilah metabolisme. Peranan air yang begitu besar di dalam tubuh, maka keseimbangan air di dalam tubuh perlu dijaga. Air minum biasanya diolah dari air baku. Air baku harus memiliki mutu yang baik dan sesuai dengan baku mutu air yang telah ditetapkan. Mutu air adalah kondisi dan kualitas air yang diuji dengan parameter-parameter dan metode tertentu berdasarkan peraturan yang berlaku. Air dengan kualitas yang baik dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Parameter penentu kualitas air meliputi kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek sampipng. Masyarakat perlu mengetahui dan memahami parameter penentu kualitas air bersih yang digunakan sehari-hari. Penyuluhan mengenai air bersih perlu dilakukan, sehingga masyarakat lebih peduli dalam menjaga kualitas air baku, terutama sumber air. Harapannya masyarakat dapat menjaga kualitas air yang digunakan, sehingga terhindar dari berbagai penyakit.
Pentingnya Peran Pangan Fungsional bagi Ibu Hamil dan Balita
Prevalensi bayi dengan berat badan lahir rendah di Indonesia berdasarkan data hasil Riset Kesehatan Dasar sedikit mengalami penurunan dari 11,1% tahun 2010 menjadi 10,2% tahun 2013 dengan sebaran yang cukup bervariasi pada masing-masing kabupaten (Riskesdas 2013). Hasil Riskesdas tahun 2013 melaporkan bahwa prevalensi gizi kurang di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2013 sebesar 0,9%. Pada tahun 2007 sampai 2010 persentase gizi kurang tetap sebesar 13,0%, kemudian naik 0,9% pada tahun 2013 menjadi 13,9%. Hasil Riskesdas tahun 2010 menjelaskan bahwa 24,4% balita umur 1-3 tahun mengonsumsi makanan di bawah angka kecukupan gizi (AKG). BBLR dan balita kurang gizi erat kaitannya dengan pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi yang harus dikonsumsi selama hamil. Bidan merupakan orang-orang yang dapat mengedukasi dan meningkatkan pengetahuan nutrisi ibu hamil terutama yang tinggal di daerah pedesaan. Mengingat peran para bidan yang sangat penting sebagai sumber didengar oleh ibu ibu hamil yang berada di pedesaaan, maka pengetahuan tentang pangan fungsional tersebut sangatlah esensial.