Dr Beginner Subhan Ungkap Pentingnya Peran Bioinformatika dalam Menguak Informasi Biodiversitas Laut Indonesia
Dr Beginner Subhan Ungkap Pentingnya Peran Bioinformatika dalam Menguak Informasi Biodiversitas Laut Indonesia
Laut menyimpan jutaan informasi terkait evolusi dan berbagai informasi biologi lainnya. Namun di sisi lain, informasi tersebut mengalami penurunan kualitas. Penyebab utamanya adalah aktivitas manusia yang menjadi pemicu penurunan biodiversitas, perubahan habitat dan lingkungan. Sehingga dibutuhkan teknologi di bidang bioinformatika untuk menjaga keberlangsungan biodiversitas agar tidak tinggal nama.
Dr Beginner Subhan, membahas terkait hal ini dalam Webinar Bioinformatics Seri ke -25 dengan tema “Peran Bioinformatika dalam Menguak Biodiversitas Laut Indonesia untuk Mendukung Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan Berkelanjutan”, yang digelar oleh Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University, (27/09).
Dosen Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University ini menyebutkan bahwa manusia baru mengetahui sekitar 10 persen informasi yang berasal dari laut. Sehingga cenderung sulit untuk melakukan perlindungan terhadap hal-hal yang belum diketahui manusia.
Menurutnya, tren riset terkait biodiversitas di Indonesia juga masih naik turun tergantung sumbangan dari donor. Ia merasa perguruan tinggi harus tetap konsisten dalam menguak informasi ini.
Ia menambahkan, kemampuan dalam menghadapi atau merespon krisis dan ancaman terhadap keberlangsungan biodiversitas laut, bergantung pada tiga faktor. Pertama, kekurangan dalam hal memahami distribusi biodiversitas secara spasial maupun temporal. Kekurangan dalam mengawasi perubahan biodiversitas akibat aktivitas manusia. Observasi masih bias terhadap geografi sesuai habitat dan taksa, sehingga kesulitan mendapatkan sampel.
“Hal ini menunjukkan bahwa kelimpahan atau distribusi dan aspek biologi dari berbagai spesies ini masih sangat sedikit. Belum lagi riset biodiversitas justru lebih banyak dilakukan oleh peneliti dari negara maju,” ujarnya.
Namun kini sudah banyak teknologi untuk mengeksplorasi kehidupan di laut. Menurutnya, bantuan teknologi menjadi kunci dalam revolusi penemuan biodiversitas.
Salah satu riset bioinformatika yang telah dilakukan adalah biodiscovery kehidupan laut dengan eDNA. Yakni biomonitoring dengan eDNA untuk identifikasi spesies dan estimasi kelimpahannya dengan pendekatan genetik.
“Pendekatan ini tergolong baru, waktu sampling lebih singkat, identifikasi lebih mudah dan akurat serta lebih banyak spesies yang dapat diidentifikasi, termasuk spesies langka dan invasif. Metode ini telah diterapkan pada kasus terumbu karang di Indonesia,” jelasnya.
Menurutnya, teknologi ini berguna untuk mengetahui sebaran spesies di suatu wilayah perairan Indonesia. Mengetahui organisme apa saja yang terlibat dalam suatu rantai makanan. (MW/Zul)
Narasumber : Dr Beginner Subhan, ipb.ac.id