Edisi Perdana Physics Talk 2024, Departemen Fisika FMIPA IPB Undang Pakar Optika dan Fotonika
Edisi Perdana Physics Talk 2024, Departemen Fisika FMIPA IPB Undang Pakar Optika dan Fotonika
Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University menyelenggarakan kegiatan IPB Physics Talk perdana di tahun 2024. Kegiatan dwi-mingguan ini telah mencapai seri ke-57 dengan narasumber kali ini adalah Dr Agus Muhamad Hatta dari Departemen Teknik Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Topik yang dipaparkan adalah Optical Sensing – Exploring Into Light Technologies.
Ketua Departemen Fisika IPB University, Prof Tony Sumaryada menyampaikan, “Kegiatan ini dapat menginisiasi peluang kolaborasi di masa depan antara IPB University dan ITS, terutama karena aplikasinya yang luas.”
Dr Irmansyah, salah satu perwakilan dosen IPB University dari Divisi Fisika Terapan apresiasi atas kesediaan Dr Hatta untuk menyampaikan state of the art teknologi optic dan fotonik serta aplikasinya.
“Semoga akan ada kolaborasi ke depan, terutama pada bidang agrikultur yang dapat melibatkan banyak peneliti dari IPB University.
Di awal paparannya, Dr Hatta menyampaikan pentingnya kolaborasi riset dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di sekitar kita. “Ditinjau dari kepakaran IPB University, banyak aplikasi ilmu optik dan fotonik yang mengarah ke bidang agrikultur dan food science”, ujarnya.
Ia mencontohkan, pengaturan cahaya yang tepat dapat memaksimalkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Aplikasinya telah digunakan dalam produk LED untuk agrikultur Lampu Nusantara (Lamusa).
Dr Hatta kemudian membagikan pengalamannya menggunakan ilmu optik dan fotonik dalam analisis pangan. Tiga teknik yang digunakan adalah image processing, spectral analysis dan hyper-spectral analysis.
Dalam image processing (pengolahan citra), fitur geometri/bentuk, morfologi, warna dan tekstur dari citra atau foto suatu sampel pangan dianalisis untuk mengetahui proses kimia, kandungan bahan kimia, atau kandungan mikroba dari sampel tersebut. Contohnya ada pada deteksi kematangan buah, kualitas keju atau deteksi penyakit tanaman.
Sementara itu, teknik spektroskopi mengamati interaksi antara cahaya dan bahan. Spektrum cahaya yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengetahui komposisi bahan pangan dan apakah bahan tersebut dicampur dengan bahan lain. Aplikasi teknik ini banyak dilakukan pada bahan minyak dan daging.
Segmen berikutnya dari paparan, Dr Hatta menyampaikan sensor serat optik, mulai dari prinsip kerja, fabrikasi hingga aplikasinya. “Berdasarkan titik ukurnya, sensor serat optik dapat dibedakan menjadi single point sensor, quasi-distributed dan distributed sensor,” ulasnya.
Dr Hatta juga menyampaikan inovasi menarik dari luar negeri tentang menggunakan serat optik untuk deteksi gempa Distributed Acoustic Sensing (DAS) untuk mendukung Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS). InaTEWS saat ini sudah diterapkan, tetapi memiliki stasiun seismik yang terbatas. (rfa/Rz)
Source : ipb.ac.id