Blog

Pentingnya Peran Pangan Fungsional bagi Ibu Hamil dan Balita

Bu_Mega_foto
Sdgs Biokimia

Pentingnya Peran Pangan Fungsional bagi Ibu Hamil dan Balita

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) di Indonesia menunjukkan sedikit penurunan, yaitu dari 11,1% pada tahun 2010 menjadi 10,2% pada tahun 2013, meskipun sebarannya bervariasi di setiap kabupaten (Riskesdas, 2013). Namun, Riskesdas 2013 melaporkan bahwa prevalensi gizi kurang di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 0,9% dari tahun 2007 hingga 2013. Pada periode 2007 hingga 2010, angka gizi kurang tetap berada di 13,0%, tetapi meningkat menjadi 13,9% pada tahun 2013. Selain itu, data Riskesdas 2010 mengungkapkan bahwa 24,4% balita usia 1-3 tahun mengonsumsi makanan di bawah angka kecukupan gizi (AKG).

Masalah BBLR dan gizi kurang pada balita sangat berkaitan dengan pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi yang harus dikonsumsi selama kehamilan. Bidan memegang peran penting dalam meningkatkan pemahaman ibu hamil mengenai nutrisi, terutama di wilayah pedesaan, di mana mereka sering menjadi sumber informasi utama yang dipercaya. Oleh karena itu, pengetahuan tentang pangan fungsional sangat diperlukan bagi bidan untuk mendukung upaya edukasi tersebut.

Untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa kebidanan tentang pangan fungsional, Dr. Mega Safithri memberikan ceramah dan pembelajaran interaktif kepada mahasiswa Akademi Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bogor Husada. Program ini berhasil meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai manfaat pangan fungsional bagi ibu hamil dan balita, yang terlihat dari hasil post-test yang lebih baik dibandingkan dengan pre-test. Selain itu, mahasiswa juga diajarkan cara mencari informasi ilmiah yang valid, seperti jurnal penelitian tentang nutrisi dan pangan fungsional. Pengetahuan ini melatih calon bidan untuk terus mencari informasi terpercaya yang dapat digunakan dalam memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.